Rabu, 18 November 2009

Bermain di Miniapolis


Taman bermain itu bernama Miniapolis, desainnya menarik- bak sebuah kota mini- terletak di lantai 3 Plasa Indonesia.

Di Miniapolis, anak-anak belajar bersosialisasi, melakukan hal-hal baik yang menyenangkan.

Lihatlah Iffy , 4 th, dan Ammanda, 2 th. Mereka asyik menari balet di sebuah ruangan berkaca. Meski tak menggunakan pakaian khusus, mereka serius menirukan gerakan yang dicontohkan instruktur balet. Sejenak mereka seperti terhipnotis alunan musik lembut dari sistem suara yang dipasang di sudut ruangan.

Usai menari, mereka lari keluar ruangan. Keduanya berteriak riang pada Sally, 36 th, sang bunda, mereka minta ditemani ke Noa’s Park- sebuah taman bermain yang lengkap dengan aneka permainan menarik untuk anak usia di bawah 6 tahun.

Mommy, aku mau ke Noa’s Park. Mau main team walker (bakiak), Mom,” ujar Iffy.

“Aku juga mau, Mom. Nanti temani main seluncuran ya,” sambung Ammanda sambil menarik tangan Sally.

Masih di lokasi yang berdekatan, Graige, 13 th, siswa SMP Tarsisius 2, Batu Sari, Jakarta, baru saja mendapat pengalaman baru dan seru bersama teman-teman sekolahnya usai mengikuti permainan Digiwall. Digiwall adalah sebuah permainan panjat tebing yang hanya dimainkan dengan gerakan.

“Tangannya harus cekatan menangkap bola yang muncul dari bawah ke atas, sebab kalau satu saja balonnya terbang maka akan berpengaruh ke perolehan nilai. Digiwall, enaknya dilakukan berkelompok supaya terasa serunya,” ungkap Graige yang kali ini datang bersama-sama teman sekolahnya.

Tumbuh Lewat Permainan

Di Miniapolis, kata Amelia Aryanti, manajer proyek Miniapolis, anak-anak dapat bersosialisasi- bermain bersama teman-teman barunya- sehingga anak tidak melulu terpaku pada computer game dan berperilaku individualistis.

“Arti dari miniapolis adalah sebuah kota mini metropolis yang khusus dibuat untuk menawarkan keceriaan bagi seluruh anggota keluarga. Tak perlu meninggalkan anak bermain sendiri karena seluruh anggota keluarga dapat menikmati suasana di dalam miniapolis, sementara orang tua tetap dapat mengawasi buah hati bermain,” kata Yanti, demikian dia akrab disapa.

Ada 6 wahana yang turut meramaikan aktivitas bermain keluarga selama berada di Miniapolis. Semua wahana didesain khusus untuk mengakomodasi pertumbuhan anak dengan bermain dan belajar.

Yang pertama, Mr. Crick Express yakni kereta tanpa rel dari Kanada dan pertama di Indonesia yang memiliki peluit, kepulan asap layaknya kereta api sungguhan.

Carlo Carousel, sebuah komedi putar dengan kuda cantik dan detil ekor yang tersisir rapi dan lukisan tangan yang indah dibawa langsung dari Italia. Lalu, Noa’s Park, taman bermain yang aman untuk anak-anak usia 0-6 tahun, di sini anak-anak dapat bermain sepeda roda tiga, naik mobil pemadam kebakaran, bakiak modern (team walker).

“Semua jenis mainan di Noa’s Park telah diuji coba sehingga aman digunakan oleh anak-anak autis. Selama di sini, anak-anak harus didampingi orang tua atau pengasuhnya,” jelas Yanti.

Selain Noa’s Park, tersedia pula taman bermain khusus anak usia 6-12 tahun. Namanya Hide Out, yakni sebuah area bermain dengan konsep rumah pohon bertingkat dua yang luas dan penuh rintangan seru.

Sebuah permainan panjat tebing yang diberi nama Digiwall sangat diminati anak-anak usia 6 tahun ke atas. Digiwall merupakan sebuah permainan yang diadaptasi dari Swedia dan pertama kali diperkenalkan di Asia, didesain khusus dengan beragam komputer games yang menarik dan tingkat kesulitan yang berbeda. Digiwall melatih fisik dan sensorik anak untuk bergerak aktif.

Kemudian juga terdapat wahana Doodles, ruang bagi anak untuk melatih motorik halus dan motorik kasar serta imajinasi dan kreativitas mereka. Doodles memberikan ruang bagi anak untuk mengekspresikan diri dalam kegiatan melukis, belajar menulis karangan cerita, kerajinan tangan, serta beragam kegiatan kelas performance art, dan kelas untuk melatih anak bermain sambil mengasah daya pikir strategis.

Bagi yang hendak mengadakan pesta ulang tahun, Doodles juga memiliki ruang khusus untuk pesta ulang tahun. Saat ini Doodles sedang mengumpulkan rekor untuk cap tangan anak terbanyak yang akan berakhir pada awal tahun 2010.

“Sesuai logo Miniapolis; Cread for kids, enjoyed by all, kami menawakan sebuah tempat yang kami ingin sebut dengan one stop family fun. Kami juga menyediakan 42 gerai toko pelengkap dengan kualitas terbaik dan mode terkini sehingga tidak hanya anak-anak saja yang dapat menikmati waktu bermain dan belajar mereka di Miniapolis, anggota keluarga lainnya juga dapat turut berbagi kesenangan dengan sang anak,” ujar Yanti.

Inti Aktivitas Akhir Pekan: Terjadi Interaksi Anak - Orang Tua

Psikolog Ratih Ibrahim mengatakan, sangat penting sebuah keluarga membagi waktu bersama orang tua dan anak-anaknya, terutama di masa tumbuh kembang anak, sehingga anak tidak merasa kurang diperhatikan oleh orang tua.

“Saya sangat menghargai konsep yang ditawarkan Miniapolis, karena tidak hanya anak yang dapat bermain riang gembira, orang tua juga. Karena inti dari aktivitas di akhir pekan itu, kan, adanya interaksi satu sama lain, jangan sampai yang terjadi anak main di play ground, orang tua asyik belanja sendiri,” ucap Ratih.

Sally, ibunda Iffy dan Ammanda, mengungkapkan rasa senangnya. “Konsepnya di sini menarik, kebetulan anak saya masih balita, tempatnya cukup menyenangkan dengan mainan edukatif, ada balok-balokan yang lembut sehingga aman dimainkan anak-anak. Mereka sangat senang, saya ajak ke sini, mereka senang sekali naik carousel dan kereta,” papar Sally.

Seorang ibu bernama Yuliana juga sangat terkesan. Kebetulan ia yang sedang berlibur ke Indonesia, mengajak kedua putrinya; Jadelynn, 3, 5 tahun dan Kaylinn 11 bulan. Keluarga muda yang menetap di Norwegia ini mengaku puas dengan permainan yang ada di Miniapolis.

“Permainannya oke banget. Nggak kalah dengan yang ada di luar negeri. Saya pikir, anak-anak nggak akan bosan diajak bermain ke sini. Semuanya menyenangkan bagi mereka.”


Dewi S Muchtar - Tabloid Wanita Indonesia Edisi 1039