Rabu, 17 Februari 2010

Aku Ingin Menjadi Koki Terkenal




Namanya saja Dapur Anak. Di tempat ini anak-anak dapat menyalurkan hobi memasaknya.


Minggu, 14 Februari di Arena Playground Prefere, Jakarta, puluhan anak usia 4-10 terlihat senang mengikuti kegiatan memasak.
Aneka makanan, mulai dari membuat omelet, kebab, pizza bahkan menghias cookies, mereka pelajari secara bertahap.
Nabila, 10, terlihat menikmati gigitan kebab yang baru saja diangkat dari wajan teflon kecil di depannya. Meski masih mengelurkan asap dari balik makanan asal Turki itu, murid kelas 5 SD di SD Mentari, Jakarta, itu tak peduli.
Sambil ditiup-tiupnya, lama-kelamaan kebab yang berisi daging, wortel, keju iris yang digulung dalam adonan crepe, masuk semua ke dalam mulutnya.
“Hm enaknya. Ini kebab buatanku sendiri lho. Makanya aku sangat menikmatinya,” kata Nabila, tersenyum bangga.
Nabila adalah salah satu peserta pelatihan 1 hari yang diadakan Dapur Anak, tempat kursus belajar memasak untuk anak.
Gadis cilik ini mengatakan sejak usia 5 tahun sudah suka membuat kue. Belajar dari program memasak di televisi, setelah itu Nabila langsung mempraktikkannya.
Waktu pertama kali, kue buatannya keras.
“Tapi kata Mama, walaupun keras rasanya tetap enak. Aku senang membuat cookies untuk ulang tahun. Waktu papa ulang tahun, aku hadiahkan cookies crème rasa vanila,” ujarnya.
Sementara Ilzan, 8, dan Adya, 10, tak mau kalah dengan Nabila. Keduanya sedang mengantri membuat omelet kesukaan mereka.
“Giliran aku dulu ya. Nggak usah dikasih tahu, aku sudah tahu kok urutan memasaknya,” kata Ilzan pada peserta lain.
“Ya sudah, kamu duluan. Habis itu aku ya. Nanti cobain deh, omelet buatanku nggak kalah enak deh,” balas Adya, murid kelas 5 SD MISB, Jakarta itu.

Antara Jadi Dokter atau Koki
Seperti Nabila, keduanya juga mengaku senang memasak.
“Aku senang memasak dari kelas 3 SD. Awalnya karena sering melihat papa masak. Terus aku coba sendiri ternyata mengasyikkan. Aku pernah masak sup, omelet, kornet, nasi goreng dan cake. Pertama-tama memang rasanya nggak jelas (enak-red). Tapi setelah itu, kata Mama masakanku enak,” jelas Adya yang memiliki 2 cita-cita; dokter jantung dan koki.
“Kalau nanti nggak lolos jadi dokter jantung, aku mau jadi koki saja,” katanya.
Sementara Ilzan mengatakan senang belajar memasak karena ingin membuatkan masakan yang enak untuk bundanya.
“Soalnya bundaku nggak jago memasak. Nanti kalau aku jadi koki, aku mau buatkan makanan yang enak-enak untuk bunda. Aku hobi memasak dari kecil. Masakan favoritku; omelet. Omelet buatanku berhasil mendapat juara pertama karena kata juri rasanya enak. Ini, aku dapat hadiah cetakan omelet,” kata Ilzan memperlihatkan hadiah yang diterimanya.
Hera, 34, ibunda Nabila mengaku senang dapat memberikan wadah yang tepat untuk mengasah bakat terpendam buah hatinya.
“Kebetulan saya telusuri di internet ada informasi workshop cooking ini. Apalagi Nabila sangat senang dengan segala sesuatu yang bersifat memasak, makanya saya ikutkan kegiatan ini,” ungkap Hera.
“Dari dulu Nabila memang suka memasak. Awalnya bikin puding. Pertama kali hanya mencampur-campur bahan puding, lalu proses akhirnya diteruskan sama Mbak-nya (pembantu-red). Tapi lama-kelamaan dia semakin penasaran. Lama-lama coba bikin bolu walaupun rasanya terkadang suka nggak enak karena Nabila asal cemplung-cemplungkan. Dia kan suka nggak menurut resep,” tambah wanita cantik ini.
Besar nanti, Nabila ingin menjadi koki terkenal. Bahkan begitu lulus SMP, dia ingin langsung masuk sekolah yang berkaitan dengan hobinya ini. Tapi Hera mengharuskan anaknya tetap menuntaskan SMA. Baru setelah itu kalau Nabila ingin kuliah di bidang boga, baginya tak masalah.

Membuat Makanan Favorit
Menurut Fuji Astuti, pendiri Dapur Anak, pada kegiatan ini anak dapat merasakan bahwa memasak sesuatu yang menyenangkan karena Dapur Anak adalah tempat bermain dan belajar, menyalurkan hobi dan imajinasi melalui Kids Cooking Activities.
Aktivitasnya terdiri dari funny cookies decoration & painting, membuat burger, pizza, kebab, cake decoration, membuat aneka cokelat dan aktivitas memasak lainnya.
“Bagi anak yang ingin menyalurkan hobi memasak, Dapur Anak membuka kelas khusus yang dapat diikuti selama 6 kali pertemuan (2 kali seminggu). “Di kelas ini anak belajar tentang kerja tim dan proses tentang memasak yang menekankan kepada kreativitas dan kebersamaan,” papar Fuji.
Belajar langsung pada chef berpengalaman, banyak hal yang diperoleh anak; belajar kebersamaan, berkreativitas dan mengenal nilai gizi yang berguna bagi mereka sekaligus mengetahui dan belajar keamanan memasak.
Anak diajarkan membuat makanan kesukaannya selama 1 ½ -2 jam. Sebelum mengikuti kursus, anak diwajibkan mengisi formulir yang menerangkan mereka memiliki alergi terhadap makanan tertentu.
“Ketertarikan anak mengikuti kegiatan ini semakin besar karena mereka diajarkan bagaimana membuat makanan favoritnya,” ujarnya.
Orang tua tak perlu khawatir selama anaknya mengikuti kelas di Dapur Anak karena seluruh peralatan dapur yang digunakan dipilih yang aman untuk anak. Seperti untuk alat memasak digunakan gas portable yang tak akan meledak.
“Bagi orang tua yang ingin terlibat langsung dalam kegiatan ini sangat memungkinkan. Justru semakin seru anak belajar memasak bersama ayah dan bunda mereka,” lanjut Fuji.


Boks
Manfaat Belajar Memasak


1. Anak merasakan bahwa memasak sesuatu yang menyenangkan karena dilakukan sambil bermain.
2. Memupuk kemandirian dan rasa kebersamaan.
3. Mengembangkan imajinasi anak.
4. Anak belajar mengenal gizi dan kandungan bahan makanan.



Dewi S Muchtar - Tabloid Wanita Indonesia Edisi: 1052